Jumat, 29 Januari 2016

Nightmare In Brongto #2

Part.02
Ia tertunduk, bersimpuh, dan mengerang kesakitan dengan suara lirihnya. Kecemasan tiba-tiba menyergahku. Apakah ini semua ada hubungannya dengan calon kamar yang akan kami tempati yang pada kenyataanya memang berada di paling pojok gedung?

“Eh?kenapa, Ann?” responku setelah melihat tindak-tanduknya yang seperti sedang menahan sesuatu yang pastinya tak mengenakkannya.
“kayaknya Anna lagi gak enak badan deh, diy.”jawab teman kamarku yang lain yang juga diliputi kecemasan.

Aku dan Vania pun memutuskan mengadukan hal ini kepada guru kami. sebelum semua pikiran negatif itu memang benar-benar akan terjadi, kami mencerocos dan menjelaskan secara mendetail mulai dari wacana tentang kamar 219 tersebut hingga pikiran-pikiran kami, bahkan perasaan yang kini sedang melanda Anna tersebut hingga menyebabkan badannya menjadi tidak nyaman.

Awalnya guru kami hanya memberikan dorongan positif atau sekadar sugesti bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi, demi melihat wajah gugup dan air muka kami yang semakin tak karuan, singkat cerita setelah terjadi negoisasi dan pembicaraan yang lumayan alot, akhirnya beliau bersedia menukarkan kamar kami dengan kamar beliau. Yeah, finally.

Karena semua siswa sudah berangsur pergi ke kamar masing-masing sedari tadi, kini tinggallah kami bertiga yang berjalan perlahan menuju calon kamar pengganti di gedung yang sama dengan kamar yang sebelumnya. Perlahan, namun pasti akhirnya Aku, Anna, dan Vania pun sampai di depan kamar 212. Kamar ini tepat berada di tengah-tengah koridor dan langsung terlihat ketika kaki ini tepat mendarat di anak tangga terakhir menuju lantai dua.


‘grekk’. Vania membuka pintu kamar ini dengan mengucap basmalah. Dan Ahlan Wasahlan, inilah kamar baru kami. segera kumasukkan semua barang-barang ke dalam kamar. Kunyalakan dua lampu utama kamar ini. hmm, syukurlah menyala semua. Kami pun segera bergegas memeriksa kamar mandinya. Terlihat sebuah kaca besar, dua wastafel, sebuah bathube lengkap dengan tirainya, dan sebuah shower dengan fasilitas air dingin dan panas. 

Oke, lumayan bersih. Tapi ternyata, tak lama setelah itu terjadi masalah kecil karena lampu kamar mandi kamar mandi kami padam. Yep, malam pertma kami disambut dengan padamnya lampu ini. tapi bukan masalah besar karena teknisi segera datang memperbaiki keadaan. Malam pertama ini kami lewati layaknya para siswa yang lain. bercerita sambil makan snack, menjaili teman dengan menelepon kamarnya, menonton acara televisi, tertawa bersama hingga akhirnya mengantarkan kami ke alam mimpi malam pertama di Yogyakarta. Namun esoknya, semuanya mulai terasa aneh (menurut kami)...

Tidak ada komentar: