Kamis, 19 Februari 2015

Review of "Modus Anomali"

Alhamdulillah :) jumpa lagi hai para pembaca, kali ini gue ngepost tentang resensi film modus anomali. sebenernya ini tugas pelajaran bahasa indonesia sih, tapi gak apa-apa lah, semoga postingan ini bisa memberikan manfaat bagi yang membutuhkan, aamiin.. oh iya, sebelumnya, ada yang tau nggak resensi itu apa? oke, langsung aja ya, check it out.
secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau resencere yang memiliki arti melihat kembali.  sedangkan menurut KBBI, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya, (dilansir dari google.com) jadi dapat disimpulkan bahwa resensi adalah kegiatan mengulas, menelaah dan membahas isi buku ataupun film dengan memaparkan data-data dan fakta yang ada dalam buku atau film tersebut. 
nah, kali ini film yang gue resensi adalah Modus Anomali, udah pada nonton kan? oke, langsung aja ya, just enjoy it :) 
Anomali Yang Tak Biasa
 
Identitas film
·         Judul                           : Modus Anomali
·         Pemain                        : Rio Dewanto, Hannah Al Rasyid, Izzati Amara, Aridh Tritama,  Surya Saputra, Marsha Timothy, Sadha Triyudha.
·         Sutradara                     : Joko Anwar
·         Produser                      : Sheila Timothy
·         Tahun rilis                   : 2012
·         Rumah produksi          : LifeLike Pictures
·         Durasi                          : 88 menit
·         Anggaran                    :Rp 1.8 Miliar
·         Genre                          : Thriller psikologi

Film yang disutradai oleh joko Anwar ini memang cukup mendapat perhatian yang lumayan besar dari publik. Beliau adalah seorang sutradara, penulis skeneraio, dan produser dari Indonesia. Joko Anwar lahir di Medan, 3 Januari 1976.  Film ini merupakan karya keempat Joko Anwar setelah Janji Joni, Kala, dan Pintu Terlarang. Dia juga kembali menggandeng Sheila Timothy sebagai produsernya. Film ini juga berhasil mendapat banyak apresiasi di kancah film dunia. Setelah melakukan world premiere di festival film terbesar kedua di Amerika Serikat, South By Southwest (SXSW) 2012, di Austin, Texas pada 9-17 Maret 2012 lalu, film besutan sutradara Joko Anwar ini mendapat sorotan luas dari masyarakat. Film ini adalah karya kelima Joko Anwar setelah Arisan!, Kala, Janji Joni, dan Pintu terlarang.
 Cerita dalam film ini bermula ketika seorang laki-laki yang sedang berlibur bersama keluarganya ke sebuah hutan. Namun ia mendapati dirinya yang ternyata terpisah dari keluarganya. Terdapat keluarga lain yang juga sedang berlibur, laki-laki ini pun membunuh keluarga tersebut dan meninggalkan sebuah pesan untuk anak mereka agar menemukan ayah yang telah dibunuh oleh laki-laki tersebut. Cerita bermula ketika seorang laki-laki bangkit dari dalam tanah kemudian ia lari-lari kebingungan dan berteriak-teriak meminta pertolongan. Ia mengalami semacam demensia, ia merasa seperti ada yang mengejarnya, namun ia juga tidak bisa mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi. suara-suara mengerikan terdengar dari sana sini. Ia terus berlari hingga akhirnya bersembunyi di balik pohon, dari sinilah ia mengetahui bahwa ia bernama John Evans, yang sudah mempunyai istri dan dua orang anak. Namun, John tidak bisa mengingat apapun. Kemudian ia kembali berlari-lari setelah ia merasa ada seseorang yang kembali mengejarnya. Setelah itu, John tiba-tiba sampai di sebuah rumah atau kabin kayu. Karena penasaran, ia pun masuk dan disana, ia menenmukan keanehan-keanehan yang membuatnya bingung.
Disana, ia melihat video rekaman yang memperlihatkan ada seorang perempuan yang hamil dan perut wanita itu ditusuk oleh seseorang yang tidak terlihat wajahnya. Selain menemukan video tersebut, ia juga menemukan rekaman handycam yang di dalam rekaman tersebut dirinya dan keluarganya. John juga menemukan sebuah peti, ia pun masuk ke dalamnya, namun tiba-tiba ia merasa ada seseorang yang mengunci peti tersebut dan membakarnya, ia pun segera menyelamatkan dirinya agar tidak terbakar dan sebisa mungkin menjauh dari rumah itu. Setelah itu ia menemukan jam alarm yang berbunyi nyaring yang tersebar di sepanjang hutan dan menunjukkan dan mengarahkannya untuk menemukan kebenaran yang sesungguhnya sekaligus untuk menemukan keluarganya kembali.
Film yang berjudul “Modus Anomali” ini bertemakan atau bergenre thriller psikologi yang menceritakan tentang pembunuhan yang dijadikan sebagai permainan oleh seorang psikopat.pemain utamanya adalah Rio Dewanto yang berperan sebagai John Evans (pembunuh), Hanna Al Rasyid sebagai istrinya, dan dibantu dengan tokoh lain seperti Surya Saputra, Izzati Amara, Aridh Tritama, Marsha Timothy, dan Sadha Triyudha. Watak dari John adalah seorang psikopat yang ingin bermain dengan pembunuhan demi memuaskan psikologinya. Hanna adalah seorang ibu yang perhatian dengan anak-anaknya. Perwatakan yang dimiliki tokoh lain tidak terlalu ditampakkan oleh sutradara, karena tokoh utama selalu mendominasi di setiap bagian film. Alur yang digunakan dalam film ini adalah alur mundur namun kemudian loncat menjadi alur maju.
Alur mundur ditandai dengan adanya bagian awal film sampai bagian hampir selesai itu adalah peristiwa yang terjadi karena adanya peristiwa yang sebelumnya sudah terjadi yaitu tokoh yang melakukan pembunuhan kemudian ia mengalami demensia karena telah menyuntikkan semacam zat. Barulah setelah semuanya terungkap, ia baru tersadar dengan keadaannya.   Latar tempat syuting film Modus Anomali ini adalah di hutan Gunung Pancar Sentul, Jawa Barat. Syuting dilakukan selama sepuluh hari. Latar suasana yang menonjol adalah suasana yang menegangkan dan mencekam karena adanya efek suara ataupun efek kamera yang membuat suasana semakin menegangkan. Latar waktu dari film ini adalah pagi hari, namun dominan malam hari. Amanat atu pesan moral yang terkandung dalam pesan tersebut adalah berhati-hati lah ketika anda dan keluarga anda sedang berlibur di hutan, bisa saja kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan bisa terjadi seperti pembunuhan dalam film ini. Apabila ada seseorang yang mempunyai kelainan psikologisnya seperti seorang psikopat atau semacamnya, hendaknya tidak digunakan untuk hal-hal yang buruk, akan lebih baik lagi jika kelainan tersebut bisa dikurangi dan diatasi.
Latar belakang sutradara membuat film ini adalah semakin maraknya cerita thriller atau cerita tentang psikopat yang makin banyak dilirik atau makin hangat dalam masyarakat. Sutradara film ini memilki latar belakang yang memang sudah menyukai untuk mengatur atau menyutradarai pertunjukan dram sejak kecil. Oleh karena itu, tak heran lagi jika akhirnya ia menjadi seorang sutradara dan kritikus film. Beberapa kelebihan dalam film Modus Anomali ini adalah adanya pergerakan kamera yang sengaja tidak didorong atau ditempatkan di atas kereta agar menimbulkan kesan bahwa para penonton seakan-akan ikut ada dalam film tersebut. Selain itu keunikan latar tempat yang dipilih sutradara adalah sepanjang film ini yang terlihat hanyalah hutan dan ketegangan yang terlihat dari mimik pelaku dan adanya efek suara-suara yang menambah suasana semakin menegangkan.
Beberapa kekurangan film ini adalah adegan John yang dimainkan oleh Rio ketika ia sedang muntah-muntah. Adegan ini menunjukkan bahwa muntahan tersebut terlihat sangat tidak asli, atu sangat terliha bahwa muntahan tersebut adalah buatan dan mengalir dari samping mulut pelaku. Adanya peran pelaku utama yang terlalu mendominasi juga bisa menimbulkan kebosanan bagi para penonton. Menurut saya, film ini mungkin hanya cocok untuk kalangan remaja atau dewasa yang suka atau terbiasa menonton semacam tayangan thriller. Karena cerita ini menceritakan tentang pembunuhan dan psikopat yang kurang layak ditonton oleh anak-anak. Selain itu film ini juga menggunakan bahasa inggris.
Saran saya bagi para calon penonton adalah sebaiknya penonton memahami dan menyimak film ini dengan baik karena alur yang dibuat sutradara adalah alur mundur dan terdapat beberapa adegan yang mungkin sulit untuk dipahami. Jadi agar mudah memahami bagaimana sebenarnya cerita ini terjadi, dibutuhkan pemahaman yang cukup tinggi.

Resensi oleh: Rodhiyah Nur Zulaikhoh


Tidak ada komentar: