Rabu, 26 Agustus 2015

Akan seberapa lama kah?

Aku pun tak tahu harus dengan apa dan bagaimana aku menjawabnya.  Terlalu naif jika seorang manusia rendahan klan bumi ini berani menjawab pertanyaan itu jika tanpa adanya verifikasi dan renungan terlebih dahulu. Walaupun aku tahu kenangan itu akan terulang lagi suatu saat nanti walaupun sangat kecil kemungkinannya, tapi aku akan tetap saja mengatakan itu adalah sebuah kenangan. Sepenggal kisah masa lalu yang belum terlalu lama berlalu. Belum terlamu lama. Ya, aku tentu saja hafal kapan tepatnya semua gulungan cerita itu pertama kali tertulis. Goresan kata demi kata yang tertuang dalam kertas putih tak berwujud nyata. Namun, yang ‘belum lama’ itu bukan berarti akan terus menggelayuti dinding pikiranku hingga membuat diri ini akan terus memikirkan alur ceritanya. Tidak. Kupastikan semuanya tak akan memenuhi rongga-rongga pikiranku.

Sungguh Maha Besar Sang Khaliq bumi ini yang telah menciptakn hari demi hari dengan sejuta cerita penuh warna, dan penuh rasanya.  Ketahuilah wahai dirimu--yang telah berani membuat semuanya menjadi kacau karenamu, terlalu banyak ciptaan Tuhan yang silih berganti menyambut hariku dan mengubahnya menjadi lebih baik dari yang dulunya hanyalah ‘hari untuk memikirkanmu’ menjadi hari yang penuh rasa untuk selalu mengingat-Nya.  Karena itulah, kenangan yang belum lama berlalu itu, kini telah perlahan luntur dari benakku. Tapi aku takkan khawatir apalagi takut, karena itu hanyalah sebuah momen singkat—yang perlu disyukuri, mungkin. Tapi yang pasti, semua untaian cerita narasi dan deskripsi tentang dirimu, ternyata sudah terlanjur terpatri dalam suatu tempat yang kupastikan hanyalah Dia yang tahu akan hal itu. Maka, jikalau nanti masih ada seorang yang bertanya padaku, ‘sampai kapankah kau akan terus menjaganya?’ langsung saja kan kutunjukkan sesimpul senyum berjuta makna yang pernah ku punya, ‘yang pasti takkan berbilang waktu~ ucapku dari kalbu.

Tidak ada komentar: