Jumat, 25 Desember 2015

Nightmare in Brongto

Ehm, cek. Ya kali ini saya mungkin akan memberikan sedikit relaksasi kepada kalian para pembaca. *hooree. Biar nggak terlalu bosan dengan cerita atau tulisan saya yang mungkin agak kaku, mungkin. Jadi anggap aja ini intermeso kecil untuk para pembaca sekalian. Mungkin sebenarnya cerita ini tidak seseram yang dibayangkan, Lebih tepatnya, tidak semenakutkan judulnya sih.jadi bagi yang tidak percaya dengan halusinasi,  tidak apalah menganggap tulisan ini hanya wacana atau narasi biasa saja, untuk yang percaya cobalah berinteraksi dengan mereka karena sesungguhnya mereka sama-sama ciptaan Tuhan yang MahaKuasa. Hehehe. Oke,langsung aja ya.....

Part.01
Cerita ini bermula, berawal atau lebih tepatnya terjadi sekitar akhir bulan Februari 2015,  ketika sekolah saya tercinta mengadakan studi kolaboratif atau biasa kalian sebut berwisata, karya, wisata, rekreasi atau apalah terserah ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti sebelumnya, kegiatan semacam ini dipastikan akan berlangsung selama lebih dari dua hari. Jadi pastilah kami akan menginap di penginapan, ataupun hotel, atau bahkan villa. Tepat dua hari sebelum hari keberangkatan, kami—para siswa kelas XI, dibagi menjadi beberapa kelompok kerja. Selain kelompok kerja yang berfungsi mengerjakan tugas-tugas yang akan diberikan tersebut, dibentuk pula kelompok kamar dimana satu kelompok tersebut berarti akan menempati satu kamar yang sama nantinya. Sewajarnya sebagai seorang manusia (yang selalu kepo), saya pun agak penasaran dengan siapa nantinya saya akan bermalam disana. Dan alhamdulillah, Anna dan Vania pun terpilih menjadi teman seperjuangan saya nantinya menempati kamar baru. Yeay. Hari-H keberangkatan stukol (studi kolaboratif) kami pun akhirnya tiba. Berbagai perasaan pun menyelimuti dan ikut menelisik masuk kalbu*asiik. Termasuk saya yang sejujurnya memiliki perasaan senang, bahagia, tapi agak males sebenernya. Hehehe. 

Singkat cerita, rombongan kami pun akhirnya sampai juga di tempat tujuan setelah melewati berbagai halangan dan rintangan yang tak hentinya menghadang selama kurang lebih empat belas jam sepanjang perjalanan Serpong-Yogyakarta. Dan inilah kota yang disebut-sebut sebagai kota pelajar sekaligus kota yang masih sangat mempertahankan adat keraton. Yap, Welcome to Yogyakarta! Sugeng Rawuh ing Ngayogjokarto!

Sesampainya disana kami tidak langsung menempati hotel, tapi istirahat dan langsung menuju tempat wisata kami yang pertama. jadilah kami terus bertanya-tanya sepanjang perjalanan seperti apakah ‘Hotel Brongto’ tersebut. Hingga keramaian dan beberapa keributan kecil pun mewarnai langit-langit bus yang saya tumpangi. Satu dua siswa saling berbisik. Tapi, ada juga beberapa siswa laki-laki yang dengan vulgarnya berbicara lantang tentang isu keseraman hotel ini, bahkan sangat jelas menyebutkan nomor kamarnya. Dan asal kau tahu, itu nomor kamarku. baiklah, walaupun mendengarnya tapi aku tidak akan menyimpannya dalam memori otakku. That’s just an issue, i think.
Melupakan kejadian yang terjadi di bus tadi siang, tapi sebagian hati kecil ku pun agaknya memprotes karena sebenarnya aku juga pernah melihat sendiri beritanya di internet. Tapi kemungkinan besar itu hanya sebuah wacana tenang keseraman kamar demi melejitkan nama sang pengunjung hotel. 
Oke, semuanya seakan semaki  terasa karena disinalh sekarang kami berada. Setelah bus terparkir rapi, terlihat samar tulisan besar bertuliskan “Hotel Brongto” tertanam gagah di sebelah gerbang masuk. Dengan menarik-narik koper kecil berisi pakaian dan berbagai perbekalan lainnya, kami pun berbondong-bondong memasuki area hotel brongto. Suasana malam yang agaknya dingin menyapa lembut setiap pengunjung. Aroma mistis Kejawa-Jawaan segera menguar di halaman hotel ini. arsitektur bangunan hingga tempat resepsionisnya pun sangat kental dengan budaya Jawa. Yah, namanya juga di Jogja, pikirku. 

Kami pun segera mengantre untuk mengambil kunci kamar di resepsionis. Segera ku menata pikiranku dan memenuhinya dengan berbagai pikiran positif demi mengusir prasangka buruk yang tiba-tiba saja muncul tak diundang. Hingga sesuatu pun terjadi pada temanku di halaman yang luasnya kira-kira dua puluh meter persegi ini, di tengah tengah para siswa yang telihat mulai lelah disini, tiba-tiba saja......

Tidak ada komentar: