Minggu, 17 Mei 2015

Tak Seperti Mereka

Di dalam dunia ini, mungkin banyak cara untuk melupakan. Baik melupakan apapun atau siapapun. Melupakan hal yang telah terjadi, melupakan kisah lalu,  bahkan melupakan wajah demi wajah yang baru saja berlalu di pelupuk mata. Mudah saja, kata mereka-yang telah lihai dalam hal lupa-melupakan. Bahkan melupakan seseorang akan terasa jauh lebih mudah dibanding mengedipkan mata dalam sekejap, kata mereka-yang jauh lebih pandai dari mereka yang telah lihai. 

“Tak perlu kau simpan dalam memori, apalagi kau tanam jauh di hati. Cukup sebagai angin lewat saja yang mungkin mampu menggerakkan sedikit ujung rambutmu, lalu hilang begitu saja, tak berasa” . suatu hal yang sangat mudah bukan? Mereka pun tersenyum, lalu berlalu, pergi seraya membawa candaan khas kaum atas. Aku yakin pastilah mereka juga telah melupakan apa yang baru saja terjadi disini, dan apa juga yang telah mereka lontarkan kepadaku. Apalagi tentang cara itu, cara untuk melupakan. Semudah membalikkan telapak tangan, atau mungkin lebih mudah untuk melupakan-bagi mereka.

Aku kembali termenung-hal yang selalu aku lakukan akhir-akhir ini. Kembali mencerna apa cara yang tadi-cara untuk melupakan, berlaku bagi semua insan di dunia fana ini? Tak pasti. Aku yakin dengan pasti, itu tak pasti. Kepada angin ku menyapa, kepada riak air ku bertanya, hingga kepada kerikil bebatuan ku berteriak. Berniat mengais-ngais jawaban dari mereka, tapi yang ada hanyalah hening, tak ada jawaban. 

Senyuman kecil tiba-tiba tersungging di wajah. Entah kenapa semua yang telah aku lakukan sedari tadi itu semuanya terasa tak berguna. Tawa pun tak mau kalah menghiasi wajah, ‘Haha, sia-sia sekali!’ dengusku dalam hati sembari beranjak dan kembali tertawa. Langkah kakiku pun akhirnya tertambat di jendela ini, jendela bersejarah dimana aku dapat mengungkapkan segalanya tentangmu tanpa harus kau ketahui. Dan saat ini, kembali aku melakukannya-lebih tepatnya memikirkan kembali apa yang seharusnya aku pikirkan-tentangmu. 

“Melupakan tak harus atau tak fardhu ku lakukan, apalagi melupakan tentangmu. Agak mustahil-pikirku. Andaikata memang bisa karena sangat mudah-kata mereka, aku pun mungkin enggan melakukannya. Terlalu banyak hal yang mampu mengingatkanku tentangmu,  karena itu aku tak akan melupakan. Karena satu hal yang pasti, aku tak mungkin seperti mereka-yang mudah melupakan apapun dan siapapun.”    

Tidak ada komentar: